Book Now

KURMA ASIH

KURMA ASIH

 

Kurma Asih

Kurma Asih didirikan di Desa Perancak dan memiliki fokus kepada kegiatan konservasi dan perlindungan penyu. Pada tahun 90an, banyak masyarakat yang tinggal di daerah pesisir Desa Perancak memiliki profesi sebagai nelayan penangkap penyu dan telur penyu dan hal ini sudah dilakukan secara turun temurun. Keberadaan penyu dan telurnya menjadi primadona karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Mereka bahkan mencari atau berburu hingga ke pulau seberang. Tingginya perburuan penyu menyebabkan penurunan populasi penyu, hal itu kemudian dirasakan masyarakat yang mulai kesulitan menemukan penyu.

ALM. I Wayan Tirtha , selaku pendiri (founder) Kurma Asih menyatakan pada saat dulu dia menjadi seorang pemburu penyu juga mulai merasakan kesulitan dalam mendapatkan penyu untuk diburu. Masyarakat Perancak yang masih sangat kental dengan adat dan tradisi keagamaannya telah melakukan berbagai upaya seperti doa dan permohonan untuk memanggil dan memunculkan penyu tetapi tak kunjung ada yang muncul. Fenomena langkanya penyu tersebut menimbulkan banyak dorongan dan kecaman dari berbagai organisasi dan perkumpulan konservasi dan perlindungan hewan, hingga memunculkan isu pemboikotan bali sebagai destinasi wisata. Peristiwa-peristiwa inilah yang menjadi dasar berdirinya Kurma Asih sebagai cikal bakal perlindungan dan konservasi penyu di tengah kasus perburuan penyu pada saat itu.